Permainan Tradisional : Kelereng

Permainan Kelereng – merupakan permainan tradisional yang populer di masa tahun 90-an. Hampir semua anak laki-laki di kota-kota hingga di pelosok kampung pernah memainkan permainan seru dan sederhana ini. Sekarang sudah jarang dijumpai, walaupun banyak gambar kelereng di internet.

A. Sejarah Kelereng

index

Kelereng adalah mainan kecil berbentuk bulat yang terbuat dari kaca, tanah liat, atau agate. Ukuran kelereng sangat bermacam-macam, umumnya ½ inci (1.25 cm) dari ujung ke ujung. Ada banyak sebutan kelereng di berbagai  daerah di wilayah Indonesia, misalnya di Betawi menyebut kelereng dengan nama gundu, di Jawa, neker. Di Sunda, kaleci. Di Palembang, ekar. Di Banjar, kleker. Permainan ini bukan hanya popular di Indonesia saja tapi di berbagai negara, salah satu negara yang menjadikan permainan ini populer adalah Prancis.

Awalnya dari Prancis lalu menyebar ke negara Mesir, tidak hanya Mesir, Yunani pun menjadi bagian penyebaran awal permainan ini, permainan kelereng dikenal kan oleh orang-orang Romawi. Di Perancis mereka menyebutnya dengan sebutan Pentaque. Bedanya,  jika permainan kelereng menggunakan gundu yang berukuran kecil, Pentaque memerlukan dua jenis bola yang mempunyai ukuran yang cukup besar yang terbuat dari kayu jati dan baja. Pentaque ini pertama kali diperkenalkan oleh Suku Gaule (Perancis Kuno).

Teknologi pembuatan kelereng kaca ditemukan pada 1864 di Jerman. Kelereng yang semula satu warna, menjadi berwarna-warni mirip permen. Teknologi ini segera menyebar ke seluruh Eropa dan Amerika. Namun, akibat Perang Dunia II, pengiriman mesin pembuat kelereng itu sempat terhenti dan akhirnya masing-masing negara mengembangkannya sendiri.

B. Alat yang Diperlukan

1. Kelereng sesuai kebutuhan pemain

2. Lapangan kosong sebagai arena kelereng

3. Kapur atau tongkat untuk membuat garis permainan

C. Peraturan Permainan

1. Untuk memilih sebagai penembak yang bermain di awal maka bisa dilakukkan dengan hopimpa untuk mendapatkan giliran bermain.

2. Para pemain mengumpulkan kelerengnya ditengah lingkaran arena kelereng, bisa 3 – 7 kelereng.

3. Untuk penembak pertama diam digaris yang tidak terlalu jauh dari lingkaran arena kelereng, kemudian menggulirkan kelerengnya ke arah kumpulan kelereng sampai kumpulan kelereng itu berantakan, kemudian bisa langsung dimulai untuk mengarahkan ke target kelereng terdekat

4. Penembak yang mampu mengarahkan kelereng menuju target kelereng maka kelereng itu menjadi hak milik sang penembak

5. Jika penembak kehilangan posisinya atau tidak kena pada target maka gilirannya dianggap selesai, dan diganti gilirannya dengan penembak yang lain.

6. Siapa yang paling banyak mendapatkan kelereng dari hasil mengarahkan kelereng menuju kelereng target, maka dialah pemenangnya.

D. Cara Bermain

Cara yang paling dasar untuk memainkan permainan kelereng, sebagai berikut :

1. Pertama lapangan/lingkaran bermain yang harus dibentuk. Lebih cocok dibuat di taman bermain berpasir.

2. Semua pemain perlu memberikan kontribusi sejumlah kelereng kecil ke tengah ring. Kelereng ini disusun dalam bentuk gambar +, dengan masing-masing marmer spasi beberapa inci terpisah.

3. Kelereng di ring dianggap sasaran buat setiap penembak. Para pemenang dari setiap permainan akan menyimpan semua kelereng yang dimainkan sebagai denda dan imbalan dari permainan yang dimainkan bersama itu.

4. Penembak pertama bisa memposisikan kelerengnya sesuai tempat terakhir ketika kelereng itu digulirkan/dilempar. Tujuan dari permainan dasar kelereng ialah buat menjatuhkan kelereng sasaran atau penembak pemain lain benar-benar keluar dari ring tanpa mengirim penembak Anda sendiri di luar batas.

5. Penembak pertama umumnya bertujuan ke susunan pusat kelereng dan menempatkan penembak di sebuah celah yang dibentuk oleh menyelipkan ibu jari di belakang buku jari keduanya atau jari telunjuknya. Jari telunjuk memegang jempol dalam ketegangan sampai pemain buat mengambil ancang ancang buat menembak.

6. Menggunakan teknik itu harus cukup kuat buat menggerakkan ketukan penembak yang lebih besar ke dalam lingkaran dan memaksa setidaknya satu kelereng keluar dari lingkaran.

7. Selama penembak terus mengirim kelereng keluar dari ring tanpa kehilangan posisinya atau selalu kena, maka akan bisa giliran terus. Jika penembak gagal buat melumpuhkan kelereng lawan, gilirannya dianggap selesai.

8. Sebuah permainan kelereng berakhir ketika semua kelereng telah tersingkir dari ring. Pemain layak menghitung jumlah kelereng yang telah mereka kumpulkan dan satu dengan kelereng yang paling banyak dinyatakan sebagai pemenang dari permainan itu.

9. Putaran selanjutnya bisa dimainkan buat menentukan kampiun utama, atau mungkin hanya bermain terus sampai pemain kehabisan kelereng buat membuat putaran selanjutnya.

Tinggalkan komentar